Semilir angin pagi begitu
menyejukkan ketika kita berjalan di bawah pohon-pohon hijau nan rindang, serasa
ingin duduk dan berdiam lama di bawahnya. Pohon yang besar dan rimbun
menawarkan jutaan manfaat bagi alam sekitarnya. Berbagai kegunaan bagi manusia,
hewan, tumbuhan lain maupun ekosistem yang menaunginya. Tapi pernahkan
pernahkah kita berfikir bahwa puluhan tahun yang lalu pohon itu hanya berbentuk
sebutir biji yang tergolek di tanah, kemudian air pun menyiraminya, lalu
muncullah kecambahnya perlahan. Setelah melewati fase kecambah ini, tumbuhan
siap untuk terus membesar yang dikenal dengan peristiwa pertumbuhan. Kalau kita
cermati itu maka akan muncul pertanyaan dalam benak kita…apa sebenarnya yang
berperan dalam peristiwa pertumbuhan itu?
Semua
jenis tumbuhan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Terjadinya proses
tumbuh dan berkembang pada tumbuhan tidak terlepas dari peran zat pengatur
tumbuh. Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa
organik bukan hara (nutrient) yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung (promote), menghambat (inhibitor) dan mengubah proses
fisiologi tumbuhan.
Rahasia Zat Pengatur Tumbuh.
Zat
pengatur tumbuh disebut juga hormon tumbuh (plant
hormone). Zat pengatur tumbuh didefinisikan sebagai zat organik yang
dihasilkan oleh tanaman dan dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses
fisiologis. Sampai saat ini telah dikenal 5 macam zat pengatur tumbuh yaitu:
1.
Auksin
Merupakan hormon tumbuh yang tidak terlepas dari proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Plant
Growth and Development). Auksin berasal dari bahasa Yunani yaitu auxien yang berarti meningkatkan. Para
peneliti menemukan pertumbuhan tidak akan terjadi tanpa adanya auksin. Para
peneliti menemukan adanya salah satu jenis auksin yang sangat besar peranannya
yaitu Indole Acetate Acid (IAA). IAA merupakan jenis auksin pertama yang
ditemukan yaitu pada 1926.
Fungsi IAA adalah sebagai hormon pengembangan sel
yang struktur kimianya mirip asam amino triptofan. Penelitian menunjukkan pada
tanaman yang diberi IAA akan mengalami pertumbuhan yang cepat. Auksin juga
berperan dalam menaikkan tekanan osmosis, menaikkan permeabilitas sel terhadap air, mengurangi tekanan di
dinding sel, meningkatkan sintesis protein, meningkatkan plastisitas, dan
pengembangan dinding sel.
Auksin dapat mempercepat pembentukan dan perpnjangan
batang serta daun. Selain itu auksin
juga berperan dalam pertumbuhan awal akar. IAA:
meningkatkan jumlah akar serabut, memacu pertumbuhan akar pada stek
tanaman dan sering digunakan dalam pembibitan tanaman dengan stek. Selain itu
IAA juga berperan mempercepat perkembagan ukuran buah dan pertumbuhan kuncup
baru.
2.
Giberelin
Merupakan salah satu jenis hormon pertumbuhan yang
ditemukan ilmuwan jepang tahun 1930. Hormone itu ditemukan ketika ia sedang
melakukan penelitian mengenai gangguan pada tanaman padi, padi yang diteliti
memiliki batang yang tidak kuat menahan dirinya sendiri karena ukurannya
terlalu panjang dibandingkan padi normal, penyebabnya adalah jamur Giberrella fujikuroi. Giberalin adalah
senyawa aktif yang diisolasi dari jamur tersebut. Giberelin ditemukan bersamaan dengan IAA,
saat ini giberelin diketahui terdapat pada tanaman Angiospermae, gimnospermae,
paku-pakuan, lumut dan beberapa jenis ganggang dan bakteri.
Manfaat
giberelin:
- Mengatasi Genetik Dwarfisme (Kekerdilan akibat mutasi). Karena giberelin mampu merangsang pertumbuhan tanaman baik akar, batang maupun daun, maka hormone ini dapat digunakan untuk mencegah kekerdilan pada tanaman. Hasil penelitian mnunjukkan pemberian giberelic acid pada tanaman kacang menyebabkan tanaman yang kerdil menjadi tinggi.
- Membuat Buah Tanpa Biji. Hormon ini berperan dalam proses partenokarpi, yaitu proses tidak terdapatnya biji dalam buah. Pemberian giberelin juga bermanfaat dalam meningkatkan jumlah tandan buah (fruit set) dan meningkatkan hasil buah. Juga berperan mncegah tanaman yang baru dipetik dari kebusukan.
- Mempercepat Proses Pertumbuhan. Pemberian giberelin pada fase perkecambahan (germination) sangat menguntungkan. Giberelin membantu proses enzimatik untuk mengubah pati menjadi gula yang selanjutnya ditranslokasi ke embrio. Gula akan digunakan sebagai sumber energi untuk pertumbuhan sehingga pertumbuhan berlangsung cepat.
- Mempercepat Proses Pembungaan. Giberelin berfungsi untuk mempercepat proses pembungaan. Giberelin dapat memenuhi kebutuhan bunga beberapa jenis tanaman pada musim dingin ketika fotosintesis kurang dan memacu tanaman agar berbunga lebih awal. Giberelin merupakan salah satu factor penting dalam memacu pertumbuhan bunga. Manfaat lain giberelin adalah memacu pengangkutan makanan dan mineral dalam sel penyimpanan pada biji sehingga bibit yang baru ditanam akan lebih cepat tumbuh. Penyemprotan giberelin pada kubis mengakibatkan kubis tumbuh sampai 2 meter dan berbunga, tanaman yang tidak diberi giberelin tetap pendek dan tidak berbunga.
- Meningkatkan Produktivitas. Di Amerika serikat perkebunan anggur telah menggunakan giberelin untuk meningkatkan kerenyahan dan ukuran anggur. Di Hawaii digunakan untuk meningktkan produksi tebu. Begitu juga pada tanaman seledri bisa menambah panjang ukuran dan kerenyahan. Penyemprotan giberelin pada naman anggur menyebabkan anggur tahan terhadap infeksi cendawan.
3.
Sitokinin
Merupakan
zat pengatur tumbuh yang ditemukan pertama kali pada kultur jaringan batang
tembakau. Ditemukan juga pada air
kelapa, endosperm jagung. Nama lain sitokinin adalah zeatin. Fungsi: memacu
pembelahan sel, dan pembentukan organ. Dapat digunakan untuk memperpanjang umur
panen tanaman karena dapat menunda penuaan tanaman. Dalam struktur reproduksi:
sitokinin berperan memacu pergerakan gula, asam amino, dan berbagai hara dari
daun dewasa menuju bunga dan buah. Memacu pembesaran kotiledon dan daun
tumbuhan kotiledon, memacu perkembangan etioplas menjadi kloroplas yang memacu
peningkatan laju pembentukan klorofil.
4.
Ethylene
Berperan
dalam proses pematangan buah
Fungsi
lain: mendukung respirasi, menghambat perpanjangan buah, menstimulasi
perkecambahan, mendukung terbentuknya bulu2 akar, mendudkung pemebntukan bunga
dan meghambat transformasi auksin.
5.
Inhibitor
Berfungsi
menghambat pertumbuhan tanaman. Sering ditemukan pada proses
perkecambahan,pertumbuhan pucuk, atau dalam fase dormansi. Inhibitor tersebar
dalam tiap organ tanaman.
REFERENSI :
Parnata,
ayub. 2004. Pupuk Organik Cair Aplikasi dan
Manfaatnya. Agromedia Pustaka .Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar